Balas dendam adalah kata-kata yang sering kita dengar, manakala ada orang yang disakiti atau tersakiti. Ada satu kisah di Alkitab yang menggambarkan peristiwa balas dendam. Dalam 2 Samuel 13, Kisah tentang anak-anak Raja Daud yang balas dendam dimana Tamar adik Absalaom diperkosa oleh Amnon yang adalah kakanya sendiri hanya beda ibu, akibat peristiwa itu Absalom menyimpan rasa benci yang amat mendalam pada Amnon dan ingin membalas dendam. Setelah lewat dua tahun akhirnya tibalah saat yang sangat di tunggu-tunggu oleh Absalom untuk membalaskan dendam kepada Amnon akibat Amnon telah memperkosa Tamar adik kandung Absalom. Balas dendam yang dilakukan Absalom terhadap Amnon saudaranya sendiri tidak membawa kebaikan melainkan semakin hancurnya hubungan kekeluargaan di antara mereka dan tercerai berailah keluarga raja Daud di mana anak-anaknya saling membenci satu dengan yang lain yang pada akhirnya sangat mendukakan hati raja Daud.
Itulah gambaran dari pada orang yang balas dendam, orang yang balas dendam adalah orang yang tidak mau memberi ruang dalam hatinya untuk mengampuni orang yang telah menyakiti. Balas dendam terjadi manakala seseorang membiarkan dirinya dikuasai oleh kebencian yang mendalam dan terus memupuk kebencian itu sampai pada akhirnya terjadi Pembunuhan, yaitu Absalom membunuh Amnon.  Orang yang menyimpan kebencian terhadap orang lain hidupnya dibelenggu oleh dosa, karena ia membiarkan hawa nafsunya menguasai kehidupannya. Manusia yang hidupnya dikuasai hawa nafsu yaitu kebencian yang akhirnya mengakibatkan pembalasan dendam orang tersebut tidak tinggal di dalam kebenaran Allah, tetapi tinggal dalam kegelapan dosa, hidupnya diperbudak oleh dosa dan tidak memperoleh kemerdekaan, hidupnya tersiksa, diliputi amarah, kebencian dan tidak merasakan kebahagiaan dalam hidupnya. Walaupun seseorang berhasil membalaskan dendam hidupnya tidak akan pernah merasa tenang tetapi yang ada adalah ketakutan dan kegelisahan, karena kalau ketahuan pasti akan ada ganjaran yaitu hukuman, entah hukuman mati atau hukuman penjara.
Bagaimana sikap kita sebagai orang yang percaya kepada Tuhan Yesus? Tuhan tidak pernah mengajarkan umatNya untuk membalas dendam, yang ada hanyalah agar umat Allah hidup saling mengasihi satu dengan yang lainnya. Kita bisa membaca dalam dalam Injil Yohanes 13:34-35 demikian ” Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-muridKu, yaitu jikalau kamu saling mengasihi. “  Allah menghendaki agar anak-anakNya hidup saling mengasihi, kalau kita bisa saling mengasihi maka kita tidak akan membiarkan diri kita di kuasai dosa yaitu balas dendam, tetapi saling mengampuni. Orang yang hidupnya dipenuhi oleh kasih tidak akan berbuat jahat terhadap sesamanya tetapi mengsishi. Orang yang mengasihi akan memberi yang terbaik bagi orang lain  tidak menyimpan kebencian tetapi mengampuni, seperti Yesus sudah mengampuni kita, sebesar apapun dosa kita Yesus mau menyucikan semua dosa-dosa kita. Dalam Yesaya 1:18 dikatakan: ” Sekalipun dosamu merah seperti Kirmizi akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba akan menjadi putih seperti bulu domba.” Jika kita hidup di dalam kasih Allah dan merasakan kasih Allah dalam kehidupan kita maka tidak ada lagi ruang dalam hati dan hidup kita untuk balas dendam atau menyimpan kesalahan orang lain. Jika kita taat kita akan menjadi pelaku Firman, yaitu kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tuhan Memberkati.