watch sexy videos at nza-vids!
Im
abang dah pengen maen lagi ya”. “Iya la, tadi kan ngecret di mulut kamu, aku pengen ngecret di mem3k kamu, boleh kan”. “Boleh banget bang”. “Kudu dikondomin gak”. “Gak usah bang, enak juga polos, nikmat banget kalo aku nyampe trus kesemprot peju anget”. “Mangnya kamu lagi gak subur”. “Justru nikmat banget kalo lagi subur bang, napsuku lebi menggebu2″. “Gak takut halim”. “Halim? hamil maksudnya”. “Ya, sengaja kuplesetin, kirain ngerti”. “Aku minum obat bang udahannya, kalo lagi subur”. “Wah asik banget tu, jadi pengen buru2 dah dikamar lagi”.Sampe di kos, “Bang maennya dikamar aku ja ya, aku lebih nyaman dikamar sendiri”. “Gak masalah”. Kami masuk kamarku, segera dia mencium bibirku. Dia bersemangat ketika menciumi leherku Sesekali lidahnya menjulur menjilat hingga membuat aku beberapa kali mendongakkan kepalaku. Dia segera melepas bajuku dan branya sekalian. Aku merangkul lehernya, sehingga tokedku menempel ketat ke dadanya. Karena senang dan gemas, dia segera meremas bongkahan pantatku. Diremasnya berulang kali. Bahkan sambil meremas, bongkahan pantatku agak ditariknya ke atas agar dia tak perlu terlalu menunduk ketika menciumi leherku. Aku menyukai tarikan di bongkah pantatku walau hal menyebabkan aku harus berjinjit. Tak lama kemudian, karena jari-jari kakiku mulai terasa kelu, aku menggantung di lehernya agar dapat melingkarkan kedua belah kakiku di pinggangnya. Tumitku terpaksa menekan pinggulnya ketika aku merasakan ciuman-ciuman basah merayap menuju tokedku. Ciuman yang membuat aku beberapa kali melengkungkan punggung ke belakang, memberi ruang yang lebih luas kepada dia untuk menciumi tokedku. Beberapa menit kemudian, tumitku menekan lebih keras karena aku ingin mengangkat badanku lebih tinggi agar ciuman-ciuman itu segera mendarat ditokedku. Lidahnya pun mulai merayap dari lekukan bawah hingga ke pentilku yang kecil. Semakin lama lidah itu bergerak semakin cepat. Menjilati bergantian. Toked kiri dan kanan. Dan ketika merasakan air liurnya telah membasahi kedua tokedku, dia segera mengulum pentilku yang kemerahan. “Ooh..! Ooh.., abang! Aarrgghh..!” desahku ketika merasa pentilku digigit dengan lembut. Dan ketika bibirnya berpindah ke toked sebelahnya, lalumengulum dan menjentik-jentikkan ujung lidah di pentilku, aku kembali mengerang..“baang..! Aargh.., enak!!”Tapi beberapa detik kemudian, dia melepaskan pelukannya, sisa pakeanku dilepaskan sehingga aku bugil bulat didepannya, segera aku dibaringkan di kasur, kakiku dikangkangkannya. dengan lembut diusap-usapkannya telapak tangannya ke betisku. Semenit kemudian, dibelai-belainya betisku dengan pipinya. Lalu dikecupnya. Mula-mula dia mengecup bagian bawah, tetapi semakin lama semakin naik ke arah belakang lutut. Mula-mula kecupannya kering, tetapi semakin mendekati belakang lutut, kecupannya semakin basah. Ketika bibirnya telah terselip di belakang lututku yang tertekuk itu, ia mengecup sambil mempermainkan ujung lidahnya. “Geli, bang!” Dia memindahkan kecupannya ke betis yang sebelah lagi. Dengan sabar, dia mengecup kembali. Mengulangnya berulangkali. Dan kemudian mulai menjilat ke arah bawah.Sesekali dia mengecup dengan gemas, setengah menggigit. Aku sangat menikmati hembusan nafas yang terasa hangat di betisku. Setiap kali dia mengecup, seolah tersisa kehangatan di bekas kecupannya. Dia mulai menciumi lutut bagian dalam. Dia menatap pahaku yang terpampang di depannya. Pahaku terbuka lebar sehingga dengan mudah ia menciumi dan sesekali menjilatnya. Lalu diusapkannya wajahnya beberapa kali ke permukaan paha dalamku. Kedua belah telapak tangannya pun giat bergerak menyalurkan kehangatan. Tangan kirinya mengusap-usap paha kananku bagian luar, sedangkan telapak kanannya digunakan untuk mengusap-usap betis kiriku. Aku sangat menyukai usapan-usapan telapak tangannya. kehangatan pun mulai terasa menjalar di bagian bawah perutku ketika aku merasakan lidahnya merayap mendekati lipatan antara paha dalam dan memekku. Aku merintih ketika bibirnya menariki jembutku. Hal itu malah membuat memekku semakin basah. Akul menarik kepalanya ke arah pangkal pahaku. Kedua tanganku menahan agar kepalanya tetap berada di pangkal pahaku. Dan ketika aku merasakan kehangatan lidah menyusup ke dalam memekku, aku merintih..“Ooh, ooh.., enak bang! Aarrgghh..!” Tarikan nafasku pun mulai tak teratur ketika lidahnya menjilati dinding dan bibir dalam memekku. Aku mendorong pinggulku agar lidahnya masuk semakin dalam. Sebuah sensasi yang membuat memekku semakin basah berlendir. Apalagi ketika merasakandia mengisap lendir yang terselip di bibir dalam memekku, aku merintih berulangkali ...Argh ...! ..Argh...! Bang. Oh nikmatnya. Ssst ...Ssst.
kemudian dia menekan hidumgnya ke celah sempit diantara bibir memekku.Ditekannya sedalam-dalamnya. Aku terkejut merasakan hidungnya itu tiba-tiba menusuk lubang memekku. Aku menggelinjangkan pinggulku. Menggelinjang dalam kenikmatan. Geli dan nikmat tiba-tiba terasa menusuk hingga ke jantungku. Aku merintih-rintih berkepanjangan akibat dengusan nafasnya di dalam lubang memekku. “Aarrgghh..! bang..! Aarrgghh.., aarrgghh..!” rintihanku semakin keras. “Bang! Aarrgghh..! Aku mau nyampe!” Aku tak berusaha menghindari hidungnya, bahkan aku memutar pinggulku sambil menekan bagian belakang kepalanya. Hal itu tak berlangsung lama. Aku hanya mampu memutar-mutar pinggulnya beberapa kali! Tiba-tiba saja aku merasakan adanya dorongan lendirorgasmeyang tak mampu kutahan. Dorongan itu terasa sangat kuat. Jauh lebih kuat daripada dorongan yang biasanya aku rasakan ketika mendekati puncak orgasmeku. “Bang.., aku mau nyampe! Aarrgghh..” mendengar rintihanku, dia semakin meremas dan menarik kedua bongkah pantatku agar hidungnya semakin tenggelam ke dalam liang memekku.Remasannya di bongkah pantatku itu sangat kuat, membuat aku hanya dapat merintih dan meronta-ronta. Dan tak lama kemudian, “Aarrgghh.., aku nyampe!” Lalu dia mulai menjilati memekku yang masih berlepotan lendir itu. Aku menggeliat ketika merasakan kembali lidahnya yang menjilati bibir luar memekku. Aku mengusap-usap rambutnya yang masih rajin menjilati memekku.Aku mendesah ketika lidahnya mulai mencari-cari sisa lendir di balik sekumpulan urat saraf yang itilku. Aku menggeliat. Dan menggeliat lagi ketika merasakan itilku dijentik-jentik dengan ujung lidahnya. Dia masih menjilat-jilat. Sesekali mengulum bibir luar memekku. “Bang, nikmatnya!” desahku sambil menatapnya.“Sekarang dimasukin ya In!” Aku diem saja, menunggu. Dia menjatuhkan dadanya di antara kedua belah pahaku. Lalu dengan gemas, diciumnya pusarku. “Bang, geli!” Dia tersenyum sambil mengangkat kepalanya. Tapi tak lama kemudian diulang-ulangnya mencium hingga membuat aku kembali menggelinjang beberapa kali. Dengan menggunakan kedua sikudan lututnya, dia merangkak hingga wajahnya terbenam di antara kedua tokedku.Dikecupnya lekukan tokedku. Lidahnya sedikit menjulur ketika mengecup. Kecupan basah. Tak lama kemudian, lidahnya melata menjilat tokedku sebelah kanan. Diulangnya beberapa kali hingga tokedku mulai basah tersapu air liurnya.Ia berhenti sejenak untuk menatap keindahan pentilku. Lalu tangannya kirinya bergerak mengusap bagian bawah buah tokedku, kemudian bergerak ke arah atas sambil meremas dengan lembut. Remasannya membuat pentilku terlihat semakin tinggi. Menggemaskan. Dan dengan cepat dikecupnya pentilku yang masih kecil itu. Dikulumnya sambil mengusap-usapkan tangan kanannya di punggungku. “Kamu cantik sekali, In” katanya sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku. Aku tersenyum, senang mendengar pujian itu. Kurangkulnya lehernya dengan tangan kiriku, kemudian kucium bibirnya dengan mesra. Kuhisap lidahnya yang menyusup ke bibirku. Kuhisap sambil mengait-ngaitkan ujung lidahku. Tak lama kemudian, tangan kananku bergerak ke arah pangkal pahanya. Setelah mengusap-usap beberapa kali, kugenggam batang kontolnya. Lalu kuarahkan palkonnya ke celah di antara bibir memekku yang mulai berlendir.Dia menarik nafas panjang merasakan kelembutan dan kehangatan di ujung batang kontolnya. lendir dari celah bibir memekku mengolesi ujung palkonnya. Batang kontolnya menjadi semakin keras. Urat-urat berwarna hijau di kulit batang kontolnya semakin membengkak. Dia sedikit menekan pinggulnya agar palkonnya terselip di bibir memekku. Dia menatap wajahku ketika merasakan pinggulku yang ditindihnya menggeliat. Dengan tambahan tekanan yang lebih keras, palkonnya akhirnya terselip. Dia menahan nafas ketika merasakan hangat dan sempitnya bibir memekku menjepit palkonnya. Lalu ia mulai menciumi leherku Dadanya direndahkan hingga menekan kedua tokedku. Dia sengaja melakukan hal itu karena ingin merasakan kekenyalan tokedku ketika aku menggeliat. Dia mendorong batang kontolnya lebih dalam. “Ohh.., bang.” Dia menciumi telingaku. “Belit pinggangku dengan kakimu, Sayang,” bisiknya di sela-sela ciumannya. Tangan kirinya meremas tokedku, sedangkan tangan kanannyamengelus-elus paha luarku yang baru membelit pinggangnya. Lalu ia mendorong batang kontolnya lebih dalam. Sesak! Perlahan-lahan ia menarik sedikit batang kontolnya, kemudian mendorongnya. Hal itu dilakukannya beberapa kali hingga dia merasakan cairan lendir yang semakin banyak mengolesi palkonnya.Sambil menghembuskan nafas berat, didorongnya batang kontolnya lebih dalam, kemudian ditariknya batang kontolnya hingga hanya ujung palkonnya yang yang terselip di bibir luar memekku. Lalu didorongnya kembali perlahan-lahan.Diulangnya beberapa kali. Lalu diciumnya bibirku dengan lahap. pentilku diremasnya dengan jempol dan jari telunjuknya. Dan ketika merasakan aku mendorong pinggulku, dengan cepat didorongnya pula batang kontolnya.
“Hmm.., hhmm..!” gumamktu sambil mengisap lidahnya sekeras-kerasnya.Aku hanya dapat bergumam ketika merasakan batang kontolnya menghunjam ke dalam lubang memekku. Aku menggeliat-geliat, tapi semakin menggeliat, batang kontolnya masuk semakin dalam. Sesaat,dia membelai-belai rambut di dahiku. Lalu mengecup keningku dengan mesra. Tak lama kemudian, bibirku dikecupnya dengan lembut. Dikulumnya dengan penuh perasaan. Dia baru menarik batang kontolnya perlahan-lahan setelah merasakan lidahku menyusup ke dalam mulutnya.Dia kembali membenamkan batang kontolnya perlahan-lahan. Kali ini ia hanya mendengar aku mendesis beberapa kali sambil merangkul lehernya erat-erat. Dia pun merasakan dua buah kakiku yang semakin erat membelit pinggangnya. Ia masih tetap mendengar aku mendesis ketika dia menarik batang kontolnya.Setelah menarik nafas panjang, dia menghentakkan pinggulnya sedalam-dalamnya hingga pangkal pahanya bersentuhan dengan pangkal pahaku. Dia mendesah beberapa kali ketika merasakan seluruh batang kontolnya terbenam ke dalam memekku. Bahkan dia merasakan ujung kontolnya menyentuh mulut rahimku. Sejenak dia diam tak bergerak. Dia sengaja membiarkan batang kontolnyanya menikmati sempitnya lubang memekku. Dia terpejam merasakan remasan lembut di batang kontolnya ketika memekku berdenyut.“Aarrgghh.., ooh, ohh..,” rintihku ketika seluruh batang kontolnya telah terbenam ke dalam lubang memekku. aku merasakan nikmat di sekujur tubuhnya. Rasa yang membuat bulu-bulu roma di sekujur tubuhku meremang, yang membuat aku terpaksa melengkungkan punggungnya. Kuku-kuku jari tanganku menancap di punggungnya ketika aku merasakan biji pelernya memukul lubang pantatku. Aku semakin melengkungkan punggungku menjauhi kasur ketika dia menarik batang kontolnya. Aku tak mampu bernafas ketika merasakan nikmatnya saat bibir dalam memekku tertarik bersama batang kontolnya. Rasa nikmat yang menjalar dari memekku, membuat punggungnya terhempas ke atas kasur ketika diakembali menghunjamkan batang kontolnya. aku menggigit bibirku meresapikenikmatan yang mengalir dari itilku. Itilku yang tergesek ketika dia menghunjamkan batang kontolnya. Dia mendesah setiap kali mendorong batang kontolnya. Seumur hidupnya, Ia tak pernah merasakan ada mem3k yang menjepit batang kontolnya sekeras itu. Memekku yang sempit yang membuat telapak tangannya harus menekan kasur sekeras-kerasnya ketika ia menarik batang kontolnya. Akhirnya dia tertelungkup di dadaku. Tangannya menyusup ke balik punggungku dan menggenggam kedua bahuku. Dia terpaksa hanya mengandalkan lututnya untuk menekan kasur agar ia tetap dapat mengangkat dan mendorong pinggulnya. Dia hampir tak mampu membendung pejunya lebih lama lagi. “Aarrgghh.., yang, aku dah mo ngecret, didalem ya”..!” desahnya.Nafasnya mendengus-dengus. Kelopak matanya terbeliak-beliak. Terdengarbunyi “plak” setiap kali ia menghunjamkan batang kontolnya karena pangkal pahanya beradu dengan pangkal pahaku. Bunyi itu semakin keras terdengar setiap kali aku mengangkat pinggulk untuk menyongsong batang kontolnya yang menghunjam. “Aarrgghh.., In, aaku.. Aaku..” Dia tak mampu lagi mengendalikan pejunya. Dia masih mencoba bertahan. Tapi semakin lama memekku yang menelan kontolnya terasa meremas semakin kuat. Remasan yang berdenyut-denyut, seolah ingin menghisap peju yang tertahan di batang kontolnya.“Aarrgghh.., aarrgghh.., aku ngecret..,” raungnya ketika merasakan pejunya menerobos lubang saluran kontolnya. Dia menghunjamkan pinggulnya sekeras-kerasnya agar ujung palkonnya tertanam sedalam-dalamnya ketika pejunya menerobos ke luar dari kantung biji pelernya. Dia mencengkeram kedua bahuku dengan erat saat dia pun merasakan gigitan manja di bahu kanannya..“Bang, aarrgghh.., aarrgghh.., aku nyampe jugaa..!” rintihku ketika merasakan peju yang sangat panas ‘menembak’ mulut rahimku. “Nikmat sekali dientot ma abang, jauh lebi nikmat ketimbang dientot lelaki laen”. “Makanya jadi cewekku ya, ntar saben malem deh kamu aku entotin”. Aku tersenyum lemes, tak lama kemudian kamu terlelap kelelahan dan juga penuh rasa nikmat.